Senin, 09 Juni 2014

Mencetak Tinggi

MENCETAK

Mencetak adalah salah satu kegiatan dalam seni rupa untuk memperbanyak gambar dengan alat cetak/ acuan/ klise dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau bahan lainnya.

 

Cetak Tinggi (alto relief print)

Yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise). Proses cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.

Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel, cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.

Pembuatan klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar, papan/ karet (linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas atau pencukil, dan kertas gambar.

Cara pembuatan:

a.       Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi;

b.       Pola ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil;

c.       Klise/ alat cetak selesai;

d.       Klise/ alat cetak dioles dengan tinta;

e.       Cetakan ke atas kertas gambar;

f.        Jadilah gambar cetakan.

Adapun contoh lain adalah Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian

*      Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas. Proses pengerjaannya:

a.       Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.

b.      Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.

c.       Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.

d.      Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.

a)      Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.

b)      Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.

c)      Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.

d)     Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.

e)      Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.

*      Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:

1)      Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.

2)      Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.

3)      Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.

4)      Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.

*      Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon.

Proses kerjanya sebagai berikut:

1)      Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.

2)      Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.

3)      Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya.

4)      Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi- umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang.

Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya.

Berikut adalah hasil karya saya

Jumat, 18 April 2014

Menggambar Menggunakan Teknik Airbrush

MENGGAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK AIRBRUSH 

Teknik airbrush sebuah teknik seni rupa yang menggunakan tekanan udara untuk menyemprotkan cat atau pewarna pada bidang kerja. Dalam teknik ini kita menggunakan pola, cetakan atau bentuk mal untuk membetuk pola gambaran yang hendak dibuat. Kita juga dapat menggunakan bagian-bagian tumbuhan sebagai pola seperti daun, bunga, batang dan lain sebagainya.

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam menggambar menggunakan teknik airbrus antara lain sebagai berikut.

1.     Saringan the atau saringan tepung atau sisir

2.     Sikat gigi bekas

3.     Pewarna (cat air)

4.     Pola atau cetakan atau bentuk mal

5.     Kertas gambar

Setelah mempersiapkan alat dan bahan tersebut kemudian dilanjutkan dengan membuat gambar dengan langkah sebagai berikut.

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2.      Letakan pola atau bentuk mal di atas kertas gambar.

3.       Cairkan pewarna yang akan digunakan.

4.      Celupkan sikat gigi pada pewarna tersebut.

5.      Sikatkan atau gosokkan sikat gigi pada saringan atau sisir di atas kertas secara merata sesuai dengan warna yang diinginkan.

6.      Angkat pola atau bentuk mal tersebut kemudian keringkan.

7.       Apabila ingin membentuk pola baru atau gradasi warna yang lain, letakkan kembali pola pada kertas tersebut di bagian yang lain dan tutup menggunakan kertas pada pola pertama kemudian ulangi langkah no. 5 dan no. 6.

Setelah memahami langkah-langkah tersebut saya mencoba menggambar dengan teknik ini menggunakan pola yang telah saya buat sebelumnya dan pewarna cat air dengan alat sikat gigi bekas dan saringan teh. Hasil gambarnya adalah sebagai berikut.

Membuat Seni Montase

MEMBUAT SENI MONTASE

 

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, montase adalah komposisi gambar-gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur beberapa sumber. Karya montase dihasilkan dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil Gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase.

Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari gmbar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi. Montase disamping dibuat dua dimensi juga tiga dimensi, montase tiga dimensi berbentuk setting. Adapun langkah-langkah membuat montase adalah sebagai berikut:

1.      Siapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti majalah dan Koran

2.       Potong majalah tersebut sesuai dengan yang diinginkan

3.      Carilah salah satu gambar yang cocok digabungkan dengan gambar satu dengan gambar yang lainnya.

4.       Terlebih dahulu kita membuat sebuah rancangan untuk di tempel. 

5.       Sediakan kertas A4 dan lem untuk menempel gambar yang sudah dipotong tadi.

6.      Atur tempat penempelan agar rapi dan menarik untuk di tampilkan.

7.      Tempelkan kertas yang sudah dipotong-potong tadi keatas rancangan yang sudah diberi lem tersebut.

8.      Tempel satu persatu potongan tersebut ke atas rancangan

9.      Terakhir, diamkan sehingga menjadi kering.

Adapun karya seni montase yang telah saya buat adalah sebagai berikut.