Jumat, 14 Maret 2014

Pertemuan Ke-3 Perkuliahan Seni Rupa

Klasifikasi Karya Seni Rupa

Jika kita melihat karya-karya seni rupa yang berkembang pesat dan kian beraneka ragam jenisnya terkadang membuat kita kesulitan menggolongkan karya-karya seni rupa tersebut. Begitupun dalam menyebut atau memberi nama sebuah karya seni rupa seringkali masih kurang tepat, bahkan jauh dari pengertian yang sesungguhnya. Hal tersebut lebih dikacaukan lagi dengan tidak adanya batasan dan fungsi yang pasti dalam proses pembuatannya. Sebagai contoh karya-karya seni terapan yang pada kenyataannya tidak memiliki fungsi secara praktis terhadap kebutuhan fisik manusia, namun hanya sekedar bertujuan dekoratif atau menghias saja. Demikian pula pada sebagian karya seni murni yang ternyata tidak sekedar memenuhi kebutuhan estetik semata, namun dapat berfungsi menopang kebutuhan hidup manusia secara fisik, atau dengan kata lain memiliki nilai pakai.

Kenyataan seperti di atas memang dapat terjadi pada sebagian karya seni rupa. Namun, jika kita lihat pendekatan secara umum kita dapat menggolongkan karya-karya seni rupa sebagai berikut:

1. Karya Seni Rupa Murni (fine art)

Karya seni rupa murni merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan estetik atau nilai-nilai keindahan semata, terlepas dari fungsi praktis. Karya semacam ini dibuat untuk kepentingan mengekspresikan emosi atau perasaan penciptanya. Yang tergolong karya seni murni yaitu seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni lukis merupakan karya yang umumnya berbentuk dua dimensi dan dibuat di atas permukaan kertas, kanvas, dinding, kaca dan bahan lain yang memungkinkan untuk itu. Bahan pewarna yang digunakan dpat menggunakan cat, tinta, arang, pensil dan lain-lain. Ada pula karya seni lukis yang dibuat pada tubuh manusia yang lazim disebut body painting. Teknik melukis dapat beragam. Secara konvensional dengan menyapukan bahan pewarna menggunakan alat berupa kuas, namun ada pula teknik melukis yang memanfaatkan plototan cat dari tubenya, atau bahkan dengan sapuan jari-jari tangan senimannya. Seni patung merupakan karya seni rupa yang berbentuk tiga dimensi (dapat dinikmati dari beberapa arah pandang) dibuat dengan menggunakan berbagai media seperti, kayu, batu, semen, fiber, lilin, tanah liat atau bahkan es. Teknik membuat patung menyesuaikan dengan bahan yang dipakai, dengan cara membentuk dengan tangan, membutsir, memahat, ataupun dengan teknik cetak. Corak seni patung juga bermacam-macam, ada patung naturalis yang menggambarkan benda seperti wujud asli yang ada di alam, ada pula yang bercorak abstrak sehingga sulit dikenali bentuknya. Sedangkan seni grafis merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan teknik cetak seperti teknik cukil, lithografi, cap, cetak sablon dan lain-lain. Seperti halnya seni lukis, seni grafis dibuat untuk tujuan mengekspresikan emosi dan gagasan senimannya.

2. Seni Rupa Terapan (applied-art)

Berbeda dengan seni rupa murni, seni rupa terapan dibuat dengan mengutamakan tujuan praktis, dengan kata lain dimanfaatkan fungsi pakainya untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia.  Namun demikian karya seni rupa terapan diupayakan memilki nilai artistik pula. Membuat karya seni rupa terapan tidak sebebas membuat karya seni rupa murni karena di dalamnya harus mempertimbangkan persyaratan-persyaratan tertentu, seperti syarat keamanan (security), kenyamanan (comfortable), dan keluwesan dalam penggunaan (flexibility).

Mengingat banyaknya jenis karya tersebut, maka karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu desain dan kriya. Desain merupakan karya seni yang dibuat berdasarkan pesanan atau permintaan clien (pemesan). Yang termasuk dalam karya desain yaitu; desain grafis (desain komunikasi visual), desain arsitektur (rancang bangun), dan desain produk. Karya desain grafis adalah karya yang dibuat untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada publik atau khalayak umum seperti poster, iklan, baliho, selebaran, pamflet, banner, kartu ucapan, desain undangan dan lain-lain. Desain arsitektur adalah karya seni rupa yang bertujuan memenuhi kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal dan fasilitas umum seperti rumah, gedung, tempat ibadah, jembatan dan lain-lain. Sedangkan desain produk merupakan karya seni rupa yang berupaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seerti perabot rumah tangga, alat elektronik, alat komunikasi, alat transportasi, aksesoris, busana, dan lain-lain.

Ketiga jenis desain di atas umumnya dibuat dengan menggunakan alat-alat berteknologi modern dan mamanfaatkan bahan-bahan sintetis atau bahan buatan. Karena dibuat dengan menggunakan mesin, maka produksinya dapat dibuat dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat, namun unsur ekspresi tidak tersampaikan secara bebas karena prosesnya tidak melibatkan sentuhan tangan langsung dari penciptanya.

Seni kriya atau seni kerajinan memilki perbedaan dengan desain. Kebanyakan karya seni kriya dibuat secara tradisional dengan keterampilan tangan pembuatnya dan banyak memanfaatkan bahan-bahan alam seperti kayu, bambu, batu, logam, tanah liat, kulit binatang, dan lain-lain. Karya seni kriya kini banyak digemari karena unsur keasliannya, tak heran orang-orang banyak yang merasa bangga mengoleksi barang-barang kriya daripada barang-barang buatan pabrik. Yang termasuk dalam golongan karya seni kriya diantaranya; keramik (gerabah), ukir kayu, kerajinan kulit, anyaman, batik, dan kerajinan logam.

Pada perkembangannya jenis seni kriya jauh lebih banyak mengeksplorasi bahan-bahan alam seperti kulit kerang, batu-batuan, bahkan tumbuhan. Banyak pula sebagian bahan limbah dan bahan sintetis yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan seperti limbah plastik, kertas, karet, dan lain-lain. Sekalipun memanfaatkan bahan buatan, namun karya-karya semacam ini tetap digolongkan dalam seni kriya.

 

Jumat, 07 Maret 2014

Seni Rupa

Sebagai calon guru SD kita tidak hanya dituntut untuk menguasai 5 (lima) mata  pelajaran yaitu IPA,IPS, Matematika, PKn, dan Bahasa Indonesia tetapi juga dituntut untuk menguasai mata pelajaran seperti, penjaskes, SBK (Seni Budaya dan Keterampilan) termasuk di dalamnya yaitu seni rupa. Semester 6 (enam) ini kami berkesempatan menambah pengetahuan kami terkait seni dengan mendapatkan mata kuliah seni rupa. Mata kuliah seni rupa ini diampu oleh bapak dosen Drs.Jajang S. M.Si. Pada pertemuan pertama diisi dengan perkenalan, kontrak kuliah dan juga pengetahuan tentang seni rupa. Pada pertemuan pertama dipaparkan sedikit materi awal tentang pendidikan seni rupa. Seni rupa adalah seni yang mengutamakan bentuk atau rupa. Adapun jenis seni rupa yaitu seni lukis, seni reklame, seni patung, seni keramik, seni ukir, seni tekstil, seni ilustrasi, seni fotografi, seni kaligrafi, dan sebagainya. Dari sekian jenis seni rupa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam seni murni dan seni terapan. Karya seni murni merupakan karya seni yang mengutamakan keindahan sedangkan karya seni terapan karya seni yang mengutamakan kegunaan (fungsional).

Untuk pertemuan berikutnya, kami ditugaskan untuk membawa kertas a4, kuas, cat air, palet, dan lap untuk digunakan praktek. Pada pertemuan berikutnya, kami diberikan kesempatan untuk praktek menggambar dengan menggunakan cat air. Bagi saya pribadi menggambar dengan menggunakan kuas merupakan sesuatu yang baru bagi saya, karena sebelumnya saya belum pernah menggambar menggunakan media kuas atau cat air. Saya terbiasa menggambar hanya menggunakan pensil atau pensil warna, dan itu saya lakukan saat duduk di bangku SMA. Jadi pada pertemuan kali ini saya melatih tangan saya agar terbiasa memegang kuas, tidak kaku dan tidak ragu saat menggoreskan kuas pada kertas gambar. Bapak dosen memberikan tugas kepada kami yaitu dengan menggabungkan beberapa warna sehingga menjadi sebuah warna yang baru. Dalam hal ini, kami diajarkan untuk tidak mencampur warna di dalam palet, akan tetapi untuk menemukan warna baru dosen pengampu mengajarkan dengan cara menumpuk cat air yang sudah kering pada kertas dengan warna yang berbeda sehingga warna yang dihasilkan akan berbeda dengan warna awalnya.

Bapak dosen memberikan tugas kepada kami yaitu dengan menggabungkan beberapa warna sehingga menjadi sebuah warna yang baru. Dalam hal ini, kami diajarkan untuk tidak mencampur warna di dalam palet, akan tetapi untuk menemukan warna baru dosen pengampu mengajarkan dengan cara menumpuk cat air yang sudah kering pada kertas dengan warna yang berbeda sehingga warna yang dihasilkan akan berbeda dengan warna awalnya.

Berikut ini adalah hasil karya saya dengan mengaplikasikan cat air dengan beberapa warna.



Selain gambar di atas, saya juga memiliki gambar yang menggunakan teknik tiup.